Afandi Education And Sport Revisi EYD ke V 2022 - Afandi Education And Sport

Revisi EYD ke V 2022

 Revisi EYD ke V 2022


                           KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI

BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA

Jalan Daksinapati Barat IV, Rawamangun, Jakarta Timur Telepon (021) 4706287; Laman badanbahasa.kemdikbud.go.id

 

 

 

 

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIANOMOR 0424/I/BS.00.01/2022 TENTANG

EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN

 

KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI,

 

 

Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 10 ayat (1) Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 18 Tahun 2021 tentang Pembakuan dan Kodifikasi Kaidah Bahasa Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa berwenang melakukan pembakuan dan kodifikasi kaidah bahasa Indonesia;

b.         bahwa pembakuan dan kodifikasi kaidah bahasa Indonesia yang berupa tata aksara dituangkan dalam Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan;

c.         bahwa Keputusan Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 0321/I/BS.00.00/2021 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia sudah tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia sehingga perlu diganti;

d.         bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Keputusan Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi tentang Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan;


Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916);

2.         Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5035);

3.         Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2014 tentang Pengembangan, Pembinaan, dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, serta Peningkatan Fungsi Bahasa Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5554);

4.         Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2021 tentang Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 156);

5.         Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 18 Tahun 2021 tentang Pembakuan dan Kodifikasi Kaidah Bahasa Indonesia (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 858);

6.         Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 28 Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 963);

 

 

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA, KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI TENTANG EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN.

 

KESATU    : Menetapkan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan yang selanjutnya disingkat EYD sebagaimana tercantum dalam


Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Kepala Badan ini.

 

KEDUA : EYD sebagaimana dimaksud   dalam   Diktum   KESATU merupakan pedoman dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

 

KETIGA : EYD sebagaimana dimaksud   dalam   Diktum   KESATU digunakan oleh instansi pemerintah, swasta, dan masyarakat.

 

KEEMPAT : Pada saat Keputusan Kepala Badan ini mulai berlaku, Keputusan Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 0321/I/BS.00.00/2021 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

 

KELIMA : Keputusan Kepala Badan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

 

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 16 Agustus 2022

 

KEPALA BADAN,



 

E. AMINUDIN AZIZ


LAMPIRAN

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA, KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI NOMOR 0424/I/BS.00.01/2022 TENTANG EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN

 

BAB I PENGGUNAAN HURUF

 

A.   Huruf

Huruf dalam abjad bahasa Indonesia ada 26 seperti dalam tabel berikut.

 




 

 

B.   Huruf Vokal

Vokal dalam bahasa Indonesia dilambangkan menjadi lima huruf, yaitu a, e, i, o, dan u.


Huruf    Vokal ae*

 

i o u


Contoh Penggunaan


Posisi Awal   Posisi Tengah   Posisi Akhir

api                padi                lusa

enak              petak               sore

emas              kena                tipe

itu              simpan            murni

oleh               kota               radio

ulang             bumi                ibu


 

*) Untuk membedakan pengucapan, pada huruf e pepet dapat diberikan tanda diakritik (ê) yang dilafalkan [ə].

Misalnya:

Anak-anak bermain di teras.

Upacara itu dihadiri pejabat teras [têras] Bank Indonesia.

 

Kami menonton film seri. Pertandingan itu berakhir seri [sêri].

Seret saja barang itu jika berat!

Makanan ini membuat kerongkonganku seret [sêrêt].

 

 

C.  Huruf Konsonan

Konsonan dalam bahasa Indonesia dilambangkan menjadi 21 huruf, yaitu

b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.

 


*) Huruf q dan x khusus digunakan untuk nama diri dan keperluan bidang tertentu. Huruf x pada posisi awal kata diucapkan [s] dan pada posisi tengah atau akhir diucapkan [ks].

 

D.  Gabungan Huruf Vokal

1.   Monoftong


Monoftong dalam bahasa Indonesia dilambangkan dengan gabungan huruf vokal eu yang dilafalkan [ɘ].

Contoh Penggunaan


Monoftong eu


Posisi Awal

eurih


Posisi Tengah seudati


Posisi Akhir sadeu


2.   Diftong

Diftong dalam bahasa Indonesia dilambangkan dengan gabungan huruf vokal ai, au, ei, dan oi.



 

 

E.   Gabungan Huruf Konsonan

Gabungan huruf konsonan kh, ng, ny, dan sy melambangkan satu bunyi konsonan.


Gabungan Huruf Konsonan

kh ng ny sy


Contoh Penggunaan


Posisi Awal      Posisi Tengah     Posisi Akhir

khusus               akhir                tarikh

ngarai              bangun             senang

nyata              banyak                  -

syarat          musyawarah          arasy


 

 

F.   Huruf Kapital

1.    Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama awal kalimat. Misalnya:

Apa maksudnya?

Tolong ambilkan buku itu!

Kita harus bekerja keras.

Pekerjaan itu akan selesai dalam 1 jam.

 

2.    Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan.

Misalnya:

Amir Hamzah Dewi Sartika

André-Marie Ampère James Watt

Mujair Rudolf Diesel

Bapak Koperasi Jenderal Kancil


3.    Huruf kapital tidak digunakan sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran.

Misalnya:

5 ampere

15 watt ikan mujair mesin diesel

 

4.    Huruf kapital digunakan pada nama orang seperti pada nama teori, hukum, dan rumus.

Misalnya:

teori Darwin hukum Archimedes rumus Phytagoras

 

5.    Huruf kapital tidak digunakan untuk menuliskan huruf pertama kata yang bermakna 'anak dari', seperti bin, binti, boru, dan van, kecuali dituliskan sebagai awal nama atau huruf pertama kata tugas dari. Misalnya:

Abdul Rahman bin Zaini Fatimah binti Salim Indani boru Sitanggang Ayam Jantan dari Timur

Charles Adriaan van Ophuijsen

Salah satu pencetak gol terbanyak adalah Van Basten.

 

6.    Huruf kapital digunakan pada awal kalimat dalam petikan langsung. Misalnya:

Ibu berpesan, "Berhati-hatilah, Nak!"

"Mereka berhasil meraih medali emas," katanya. "Besok pagi," kata Rino, "mereka akan berangkat."

 

7.    Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama dalam hal tertentu yang berkaitan dengan nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti Tuhan serta singkatan nama Tuhan.

Misalnya:

Buddha              Al-Qur'an

Hindu                Alkitab


Islam                 Weda

Kristen               Allah

Konghucu          Tuhan

Allah Yang Maha Kuasa akan menunjukkan jalan-Nya.

Ya, Tuhan, bimbinglah hamba ke jalan yang Engkau beri rahmat. Tuhan YME (Yang Maha Esa)

Allah Swt. (Subhanahuwataala)

 

8.    Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, kebangsawanan, keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang dan gelar akademik yang mengikuti nama orang. Misalnya:

Mahaputra Yamin

Teuku Umar

La Ode Khairudin

Kiai Haji Hasjim Asjarie

Doktor Mohammad Hatta Irwansyah, Magister Humaniora

 

9.    Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan kepangkatan yang digunakan sebagai sapaan.

Misalnya:

Selamat datang, Yang Mulia. Semoga berbahagia, Raden. Terima kasih, Kiai.

Selamat pagi, Dokter. Silakan duduk, Prof. Siap, Jenderal.

 

10.                Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang digunakan sebagai pengganti nama orang, nama instansi, atau nama tempat.

Misalnya:

Wakil Presiden Adam Malik Perdana Menteri Nehru Profesor Anton M. Moeliono

Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara


Proklamator Republik Indonesia

Sekretaris Jenderal Kementerian Luar Negeri

Gubernur Papua Barat

 

11.                Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama seperti pada nama bangsa, suku, bahasa, dan aksara.

Misalnya:

bangsa Indonesia suku Dani bahasa Tolaki aksara Kaganga

 

12.                Huruf kapital tidak digunakan pada nama bangsa, suku, bahasa, dan aksara yang berupa bentuk dasar kata turunan.

Misalnya:

pengindonesiaan kata asing keinggris-inggrisan kesunda-sundaan

 

13.                Huruf kapital digunakan pada huruf pertama, seperti pada nama tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya.

Misalnya:

tahun Hijriah bulan Agustus hari Jumat hari Lebaran tarikh Masehi bulan Maulid hari Galungan hari Natal

 

14.                Huruf kapital digunakan pada huruf pertama unsur nama peristiwa sejarah.

Misalnya:

Konferensi Asia Afrika Perang Dunia II

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Hari Pendidikan Nasional


15.                Huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak digunakan sebagai nama ditulis dengan huruf nonkapital.

Misalnya:

Kami memperingati proklamasi kemerdekaan setiap tahun. Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia.

 

16.                Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama geografi. Misalnya:

Benua Afrika                     Teluk Persia

Asia Tenggara                    Terusan Suez

Pulau Miangas                   Jawa Barat

Jazirah Arab                      Jakarta

Dataran Tinggi Dieng                                  Kabupaten Konawe Gunung Semeru                                  Kota Kupang

Pergunungan Himalaya                                         Kecamatan Rengasdengklok Bukit Barisan                                         Distrik Samofa

Danau Toba                       Desa Sentul

Ngarai Sianok                    Kelurahan Rawamangun

Lembah Baliem                         Jalan Polonia Sungai Mamberamo                         Gang Kelinci

Tanjung Harapan               Lantai II Gedung Tabrani

Selat Lombok                     Ruang Poerwadarminta Gedung Yudistira

 

17.                Huruf pertama unsur geografi yang tidak diikuti nama diri ditulis dengan huruf nonkapital.

Misalnya:

berlayar ke teluk mandi di sungai menyeberangi selat berenang di danau

 

18.                Huruf pertama nama diri geografi yang digunakan sebagai nama jenis ditulis dengan huruf nonkapital.

Misalnya:

jeruk bali (Citrus maxima)

kacang bogor (Voandzeia subterranea) nangka belanda (Anona muricata) petai cina (Leucaena glauca)


Catatan:

Nama yang disertai nama geografi dan merupakan nama jenis dapat dikontraskan atau disejajarkan dengan nama jenis lain dalam kelompoknya.

Misalnya:

Kita mengenal berbagai macam gula, seperti gula jawa, gula pasir, gula

tebu, gula aren, dan gula anggur.

Kunci inggris, kunci tolak, dan kunci ring mempunyai fungsi yang berbeda.

 

19.                Huruf kapital digunakan untuk nama geografi yang menyatakan asal daerah.

Misalnya:

batik Cirebon bubur Manado film Indonesia kopi Gayo satai Madura soto Banjar tari Bali

 

20.                Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama semua kata (termasuk unsur bentuk ulang utuh) seperti pada nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas.

Misalnya:

Bosnia dan Herzegovina

Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2019 tentang

Penggunaan Bahasa Indonesia Perserikatan Bangsa-Bangsa

 

21.                Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur bentuk ulang utuh) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah, serta nama media massa, kecuali kata tugas yang tidak terletak pada posisi awal.

Misalnya:

Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.


Tulisan itu dimuat dalam majalah Bahasa dan Sastra. Dia agen surat kabar Sinar Pembangunan.

Berita berjudul "Listrik Sahabat Petani" dimuat di paktani.com.

Ia menyajikan makalah "Penerapan Asas-Asas Hukum Perdata".

 

22.                Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar dan nama pangkat.

Misalnya:

S.E.           sarjana ekonomi

M.Si.         magister sains

Hj.            hajah

Pdt.           pendeta

Dg.            daeng

Dt.            datuk

K.R.T.       kanjeng raden tumenggung

Kol.           kolonel

 

23.                Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, dan adik serta kata atau ungkapan lain (termasuk unsur bentuk ulang utuh) yang digunakan sebagai sapaan.

Misalnya:

"Kapan Bapak berangkat?" tanya Hasan. Dedi bertanya, "Itu apa, Bu?"

"Silakan duduk, Dik!" kata Rani.

Surat Saudara telah kami terima dengan baik. "Hai, Kutu Buku, sedang membaca apa?" "Selamat belajar, Anak-Anak."

"Sampai berjumpa kembali, Teman-Teman."

 

Catatan:

a.  Kata Anda ditulis dengan huruf awal kapital. Misalnya:

Sudahkah Anda tahu?

Hanya teman Anda yang mengerti masalah itu.

b.  Kata atau ungkapan yang digunakan dalam pengacuan ditulis dengan huruf awal kapital.


Misalnya:

"Bu, saya sudah melaporkan hal ini kepada Bapak." "Besok Paman akan datang bersama kakakmu."

c.  Istilah   kekerabatan  yang   diikuti   oleh            kata               yang   menunjukkan kepemilikan ditulis dengan huruf nonkapital.

Misalnya:

Kita harus menghormati bapak dan ibu kita. Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.

 

G.  Huruf Miring

1.    Huruf miring digunakan untuk menuliskan judul buku, judul film, judul album lagu, judul acara televisi, judul siniar, judul lakon, dan nama media massa yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka. Misalnya:

Saya sudah membaca buku Salah Asuhan karangan Abdoel Moeis. Majalah Poedjangga Baroe menggelorakan semangat kebangsaan. Berita itu muncul dalam surat kabar Cakrawala.

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2018. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi kelima. Cetakan kedua. Jakarta: Balai Pustaka.

Acara Bulan Bahasa dimuat di kabarbahasa.com.

Sinetron Keluarga Cemara sudah ditayangkan sebanyak belasan episode. Film Habibie dan Ainun diangkat dari kisah nyata.

Menteri Pendidikan meluncurkan album Simfoni Merdeka Belajar. Siniar Celetuk Bahasa mengangkat tema kebahasaan.

Lakon Petruk Jadi Raja dipentaskan semalam suntuk.

 

 

2.    Huruf miring digunakan untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata dalam kalimat.

Misalnya:

Huruf terakhir kata abad adalah d.

Imbuhan ber- pada kata berjasa bermakna 'memiliki'. Dalam bab ini tidak dibahas penggunaan tanda baca.

Buatlah kalimat dengan menggunakan ungkapan lepas tangan!


3.    Huruf miring digunakan untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah dan bahasa asing.

Misalnya:

Kita perlu memperhitungkan rencana kegiatan dengan baik agar tidak

malapeh awo.

Nama ilmiah buah manggis adalah Garcinia mangostana. Weltanschauung bermakna 'pandangan dunia'.

Ungkapan tut wuri handayani merupakan semboyan pendidikan.

Istilah men sana in corpore sano sering digunakan dalam bidang olahraga.

 

 

Catatan:

a.    Nama diri, seperti nama orang, lembaga, organisasi, atau merek dagang dalam bahasa asing atau bahasa daerah tidak ditulis dengan huruf miring.

b.    Dalam naskah tulisan tangan atau mesin tik (bukan komputer), bagian yang akan dicetak miring ditandai dengan garis bawah satu.

 

H.  Huruf Tebal

1.    Huruf tebal digunakan untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis miring.

Misalnya:

Huruf dh, seperti pada kata Ramadhan, tidak terdapat dalam ejaan bahasa Indonesia.

Kata et dalam ungkapan ora et labora berarti 'dan'.

 

Catatan:

Dalam naskah tulisan tangan atau mesin tik (bukan komputer), bagian yang akan dicetak tebal ditandai dengan garis bawah dua.

 

2.    Huruf tebal digunakan untuk menegaskan bagian karangan, seperti bab atau subbab.

Misalnya:


BAB I 

PENDAHULUAN

 

 

1.1       Latar Belakang dan Masalah

 

Kondisi kebahasaan di Indonesia saat ini diwarnai oleh bahasa standar ….

1.1.1  Latar Belakang

 

Masyarakat   Indonesia   yang   heterogen                    menyebabkan munculnya sikap beragam ….

1.1.2  Masalah

 

Penelitian ini hanya membatasi perencanaan bahasa ….

 

1.2       Tujuan

 

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengukur sikap bahasa ….


BAB II PENULISAN KATA

 

A.   Kata Dasar

Kata dasar ditulis secara mandiri. Misalnya:

kantor pergi ramai sangat

 

B.   Kata Turunan

1.    Kata Berimbuhan

a.   Kata yang mendapat imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan awalan dan akhiran) ditulis serangkai dengan imbuhannya. Misalnya:

berjalan mempermudah menulis

dijual pembaca semula terbatas

gelembung kemilau kinerja

gerejawi kamerawan lukisan seniman sukuisme

kemauan pemungutan perbaikan


b.     Kata yang mendapat bentuk terikat ditulis serangkai jika mengacu pada konsep keilmuan tertentu.

Misalnya:

adibusana                lokakarya                               purnawirawan aerodinamika                               mancanegara                               saptakrida antargolongan                               makroekonomi                               semiprofesional antikekerasan                               mikrobiologi                               subbagian awahama                 multilateral                               supercepat

bikarbonat               narapidana                               swadaya

biokimia                               nirgagasan                               tansuara demoralisasi                               nonkolaborasi                               telewicara dekameter                               paripurna                               transmigrasi dwiwarna                               pascakebenaran                               tritunggal

ekabahasa                               pascasarjana                               tunakarya ekstrakurikuler                               praanggapan                                    ultramodern inkonvensional                               prajabatan                               wiraswasta infrastruktur                               pramusaji                               ayahanda kosponsor                               pramuwisata                               egosentris kontraindikasi          proaktif                               oktahedron

 

c.      Kata yang diawali dengan huruf kapital dan mendapat bentuk terikat dirangkaikan dengan tanda hubung (-).

Misalnya:

non-Indonesia pan-Afrika pro-Barat

anti-PKI non-ASEAN non-Korpri pasca-Orba

d.     Kata yang ditulis dengan huruf miring dan mendapat bentuk terikat dirangkaikan dengan tanda hubung (-).

Misalnya:

anti-mainstream pasca-reshuffle pra-Aufklaerung super-jegeg


e.      Bentuk terikat maha- dan kata dasar atau kata berimbuhan yang mengacu pada nama atau sifat Tuhan ditulis terpisah dengan huruf awal kapital sebagai pengkhususan.

Misalnya:

Yang Maha Esa

Tuhan Yang Maha Kuasa

 

Yang Maha Pengasih

Tuhan Yang Maha Pengampun

Tuhan Yang Maha Pemberi Rezeki

 

2.    Bentuk Ulang

a.      Bentuk   ulang   ditulis   dengan             menggunakan  tanda     hubung             (-) di antara unsur-unsurnya.

Misalnya:

anak-anak                mencari-cari

berjalan-jalan            mondar-mandir

biri-biri                     porak-poranda

buku-buku                ramah-tamah

cumi-cumi                sayur-mayur

hati-hati                    serba-serbi

kuda-kuda                terus-menerus

kupu-kupu                tunggang-langgang

kura-kura                 cas-cis-cus

lauk-pauk                 dag-dig-dug

 

b.     Bentuk   ulang   gabungan   kata   ditulis             dengan                 mengulang             unsur pertama.

Misalnya:

kapal barang                                              kapal-kapal barang kereta api cepat                                                          kereta-kereta api cepat rak buku                                                                  rak-rak buku

surat kabar                     surat-surat kabar

 

3.    Gabungan Kata

a.      Unsur gabungan kata, termasuk istilah khusus, ditulis terpisah. Misalnya:

cendera mata            model linear

duta besar                 orang tua


ibu kota                     rumah sakit

kambing hitam          segi empat

mata acara                simpang lima

meja tulis                  wali kota

 

b.     Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian ditulis dengan membubuhkan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya. Misalnya:

buku-sejarah baru    'buku sejarah yang baru, bukan buku bekas' buku sejarah-baru                           'buku tentang sejarah baru'

ibu-bapak kami        'ibu dan bapak kami'

ibu bapak-kami         'ibu dari bapak kami (nenek)'

 

c.      Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis serangkai.

Misalnya:

dilipatgandakan menggarisbawahi menyebarluaskan penghancurleburan pertanggungjawaban

d.     Gabungan kata yang hanya mendapat awalan atau akhiran ditulis terpisah.

Misalnya:

bertepuk tangan menganak sungai garis bawahi sebar luaskan

e.      Gabungan kata berikut ditulis serangkai. Misalnya:

acapkali                  darmabakti                              padahal

adakala                  dukacita                              peribahasa

apalagi                              hulubalang                              perilaku bagaimana                              kacamata                              puspawarna barangkali                              karyawisata                              saputangan beasiswa                              kasatmata                              sediakala belasungkawa                              kosakata                              segitiga


bilamana                manasuka                              sukacita

bumiputra              matahari                              sukarela

daripada                 olahraga                              syahbandar

 

C.  Pemenggalan Kata

 

1.    Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut.

a.      Jika   di   tengah   kata   terdapat   huruf         vokal           yang   berurutan, pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf vokal itu. Misalnya:

bu-ah ma-in ni-at sa-at

b.     Monoftong eu tidak dipenggal. Misalnya:

ci-leun-cang

seu-da-ti seu-lu-mat

c.      Diftong ai, au, ei, dan oi tidak dipenggal. Misalnya:

pan-dai sau-da-ra sur-vei am-boi

d.     Jika di tengah kata dasar terdapat huruf konsonan (termasuk gabungan huruf konsonan) di antara dua huruf vokal, pemenggalannya dilakukan sebelum huruf konsonan itu.

Misalnya:

ba-pak de-ngan ke-nyang la-wan

mu-ta-khir

mu-sya-wa-rah


e.      Jika di tengah kata dasar terdapat dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu.

Misalnya:

Ap-ril ban-tu man-di som-bong swas-ta

 

f.        Jika di tengah kata dasar terdapat tiga huruf konsonan atau lebih yang masing-masing melambangkan satu bunyi, pemenggalannya dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua.

Misalnya:

am-bruk ben-trok in-fra

ul-tra

in-stru-men

 

g.      Gabungan huruf konsonan yang melambangkan satu bunyi tidak dipenggal.

Misalnya:

ba-nyak kong-res makh-luk masy-hur

 

2.    Pemenggalan kata pada kata berimbuhan dilakukan sebagai berikut.

a.      Pemenggalan kata berimbuhan dilakukan di antara bentuk dasar dan unsur pembentuknya.

Misalnya: ber-jalan di-ambil ke-kasih

mem-bantu peng-intai per-buat


se-buah ter-bawa letak-kan makan-an ke-kuat-an

me-rasa-kan per-buat-an

di-per-jual-beli-kan

per-tanggung-jawab-kan mem-per-tanggung-jawab-kan

non-aktif swa-foto apa-kah apa-tah pergi-lah

b.     Pemenggalan kata berimbuhan yang bentuk dasarnya mengalami perubahan dilakukan seperti pemenggalan pada kata dasar.

Misalnya:

me-ma-kai me-ngun-ci me-nu-tup me-nya-pu pe-mi-kir

pe-nga-rang pe-no-long pe-nye-but

c.      Pemenggalan kata yang mendapat sisipan dilakukan seperti pada kata dasar.

Misalnya:

ge-lem-bung ge-mu-ruh ge-ri-gi

si-nam-bung te-lun-juk


d.     Pemenggalan kata yang menyebabkan munculnya satu huruf di awal atau akhir baris tidak dilakukan.

Misalnya:

Beberapa pendapat mengenai masalah i- tu telah disampaikan oleh pembicara.

Walaupun makanan itu gratis, mereka tidak ma- u mengambilnya.

Penerapan protokol kesehatan adalah cara termudah mengakhir- i pandemi ini.

 

Penulisan yang seharusnya dilakukan adalah sebagai berikut.

Beberapa pendapat mengenai masalah

itu telah disampaikan oleh pembicara.

Walaupun makanan itu gratis, mereka tidak

mau mengambilnya.

Penerapan protokol kesehatan adalah cara termudah meng- akhiri pandemi ini.

 

 

3.    Jika kata terdiri atas dua unsur atau lebih dan salah satu unsurnya itu dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalannya dilakukan di antara unsur-unsur itu.

Misalnya:

biografi                          bio-grafi

biodata                          bio-data

fotografi                         foto-grafi

fotokopi                          foto-kopi

introspeksi                     intro-speksi

introjeksi                       intro-jeksi

kilogram                        kilo-gram

kilometer                       kilo-meter

pascapanen                   pasca-panen

pascasarjana                 pasca-sarjana

 

4.    Nama orang yang terdiri atas dua kata atau lebih pada akhir baris dipenggal di antara kata tersebut.

Misalnya:

Pencetus nama bahasa Indonesia dalam Kongres Pemuda adalah Mohammad Tabrani.


Lagu "Indonesia Raya" dikumandangkan pada Kongres Pemuda II oleh Wage Rudolf Supratman.

Layar Terkembang yang terbit pada 1937 dikarang oleh Sutan Takdir Alisjahbana.

 

5.    Singkatan tidak dipenggal. Misalnya:

Ia telah mengabdi selama sepuluh tahun di BKK- BN.

Semua pengguna kendaraan bermotor wajib membawa ST- NK.

Pujangga terakhir Keraton Surakarta bergelar R. Ng. Rangga Warsita.

 

Penulisan yang seharusnya dilakukan adalah sebagai berikut. Ia telah mengabdi selama sepuluh tahun di

BKKBN.

Semua pengguna kendaraan bermotor wajib membawa

STNK.

Pujangga terakhir Keraton Surakarta bergelar

R.Ng. Rangga Warsita.

 

 

D.  Kata Depan

Kata depan, seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.

Misalnya:

Di mana dia sekarang? Mereka ada di mana-mana.

Kain itu disimpan di dalam lemari.

Dia ikut terjun ke tengah kancah perjuangan. Mari, kita berangkat ke kantor.

Saya pergi ke luar kota. Ia keluar dari rumah.

Ia berasal dari Pulau Penyengat. Cincin itu terbuat dari emas.


E.   Partikel

 

1.    Partikel -lah, -kah, dan -tah    ditulis                                             serangkai                                             dengan  kata                                             yang mendahuluinya.

Misalnya:

Bacalah buku itu baik-baik! Bertepuk tanganlah mengikuti irama!

Apakah yang tersirat dalam surat itu? Siapakah gerangan dia?

Apatah gunanya bersedih hati?

 

2.    Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Misalnya:

Apa pun permasalahan yang muncul, dia dapat mengatasinya dengan bijaksana.

Jika kita hendak pulang tengah malam pun, kendaraan masih tersedia.

Jangankan dua kali, sekali pun engkau belum pernah berkunjung ke rumahku.

 

3.    Bentuk pun yang merupakan bagian kata penghubung seperti berikut ditulis serangkai.

adapun                           kendatipun

andaipun                       maupun

ataupun                         meskipun

bagaimanapun              sekalipun

biarpun                          sementangpun

jikapun                           sungguhpun

kalaupun                       walaupun

 

Misalnya:

Meskipun sibuk, dia dapat menyelesaikan tugas tepat pada waktunya. Dia tetap bersemangat walaupun lelah.

Adapun penyebab kemacetan itu belum diketahui. Bagaimanapun pekerjaan itu harus selesai minggu depan.

Sekalipun teman dekat, dia belum pernah sekali pun datang ke rumahku.

Sementangpun aku ini bukan sanak-saudaramu, tidak sampai hati juga aku melihat penderitaanmu itu.


4.    Partikel per yang berarti 'demi', 'tiap', 'mulai', atau 'melalui' ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.

Misalnya:

Mereka masuk ke dalam ruang rapat satu per satu. Harga kain itu Rp50.000,00 per meter.

Karyawan itu mendapat kenaikan gaji per 1 Januari. Dia menghubungiku per telepon.

 

F.   Singkatan

 

1.    Singkatan nama orang, gelar, sapaan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik di setiap unsur singkatan itu.

Misalnya:

A.H. Nasution            Abdul Haris Nasution

H. Hamid                   Haji Hamid

Suman Hs.                  Suman Hasibuan

 

dr.                            dokter

Dr.                            doktor

Dr. (H.C.)                  doktor honoris causa

M.B.A.                          master of business administration

M.Hum.                        magister humaniora

M.Si.                             magister sains

Ph.D.                            philosophiae doctor (doctor of philosophy)

Prof.                              profesor

S.E.                               sarjana ekonomi

S.I.P                              sarjana ilmu politik

S.K.M.                          sarjana kesehatan masyarakat

S.Kom.                          sarjana komputer

S.Sos.                           sarjana sosial

Sp.A.                         spesialis anak

R.M. Syahid               Raden Mas Syahid

 

Sdr. Lukman              Saudara Lukman

Kol. Inf. Hendri          Kolonel Infanteri Hendri

A.K.B.P. Purnomo       Ajun Komisaris Besar Polisi Purnomo


2.    Singkatan nama orang dalam bentuk inisial ditulis tanpa tanda titik. Misalnya:

LS                                 Lilis Suryaningsih

SDD                              Sapardi Djoko Damono

STA                              Sutan Takdir Alisjahbana

 

3.    Singkatan, termasuk akronim, yang terdiri atas huruf awal setiap kata ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik.

Misalnya:

KTP                           kartu tanda penduduk

KUHP                        Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

NKRI                         Negara Kesatuan Republik Indonesia

PBB                          Perserikatan Bangsa-Bangsa

PGRI                         Persatuan Guru Republik Indonesia

PT                             perseroan terbatas

SD                            sekolah dasar

UI                             Universitas Indonesia

WHO                         World Health Organization

 

BIG                           Badan Informasi Geospasial

BIN                           Badan Intelijen Negara

LAN                          Lembaga Administrasi Negara

MAN                         madrasah aliah negeri

NIP                           nomor induk pegawai

PASI                          Persatuan Atletik Seluruh Indonesia

PAUD                        pendidikan anak usia dini

SIM                           surat izin mengemudi

 

4.a. Singkatan yang terdiri atas lebih dari dua huruf yang lazim digunakan dalam dokumen atau surat-menyurat diikuti dengan tanda titik. Misalnya:

dkk.                  dan kawan-kawan

dll.                    dan lain-lain

dsb.                  dan sebagainya

dst.                   dan seterusnya

hlm.                  halaman

sda.                  sama dengan di atas

ttd.                   tertanda


ybs.                  yang bersangkutan

yth.                   yang terhormat

 

b. Singkatan yang terdiri atas dua huruf yang lazim digunakan dalam dokumen atau surat-menyurat diikuti tanda titik pada setiap huruf. Misalnya:

a.n.                   atas nama

d.a.                   dengan alamat

s.d.                   sampai dengan

u.b.                   untuk beliau

u.p.                   untuk perhatian

 

c. Singkatan yang lazim digunakan dalam penulisan alamat dapat ditulis dengan dua huruf atau lebih dan diakhiri tanda titik.

Misalnya:

Gd. Tabrani              Gedung Tabrani

Jl. Rawamangun                          Jalan Rawamangun Gg. Kelinci                          Gang Kelinci

Kav. 5                       Kaveling 5

Km. 57                     Kilometer 57

Lt. 2                         Lantai 2

No. 9                        Nomor 9

 

5.    Singkatan satuan ukuran, takaran, dan timbangan; lambang kimia; dan mata uang tidak diikuti tanda titik.

Misalnya:

kVA                 kilovolt-ampere

km                   kilometer

kg                    kilogram

l                      liter

Cu                   kuprum

Rp                   rupiah

 

6.    Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf dan suku kata atau gabungan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal kapital. Misalnya:

Bappenas Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bulog                       Badan Urusan Logistik

Kalteng            Kalimantan Tengah


Kowani             Kongres Wanita Indonesia

Mabbim           Majelis Bahasa Brunei Darussalam-Indonesia-

Malaysia Suramadu              Surabaya-Madura

Wita                 Waktu Indonesia Tengah

 

7.    Akronim bukan nama diri yang berupa gabungan huruf dan suku kata atau gabungan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf nonkapital.

Misalnya:

iptek                         ilmu pengetahuan dan teknologi

pemilu                      pemilihan umum

puskesmas               pusat kesehatan masyarakat

rapim                       rapat pimpinan

rudal                        peluru kendali

tilang                        bukti pelanggaran

 

 

G.  Angka dan Bilangan

 

1.    Angka Arab atau angka Romawi lazim digunakan sebagai lambang bilangan atau nomor.

Angka Arab    : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9

Angka Romawi: I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50), C (100), D (500), M (1.000), V̅ (5.000), M̅ (1.000.000)

 

2.    Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu kata ditulis dengan huruf, kecuali jika digunakan secara berurutan seperti dalam perincian.

Misalnya:

Mereka menonton drama itu sampai tiga kali. Koleksi pribadi saya lebih dari seribu buku.

Di antara 72 anggota yang hadir, 52 orang setuju, 15 orang tidak setuju, dan 5 orang abstain.

Kendaraan yang dipesan untuk angkutan umum terdiri atas 50

bus, 100 minibus, dan 250 sedan.

 

3.    Angka digunakan untuk menyatakan (a) ukuran, seperti ukuran panjang, berat, luas, isi, dan waktu, serta (b) nilai, seperti nilai uang dan persentase.


Misalnya:

0,5 sentimeter

5 kilogram

4 hektare

10 liter

2 tahun 6 bulan 5 hari

1 jam 20 menit

 

Rp5.000,00 US$3,50

£5,10

¥100 5%

7 persen

 

 

4.    Bilangan berupa angka pada awal kalimat yang terdiri atas lebih dari satu kata didahului kata seperti sebanyak, sejumlah, dan sebesar atau diubah susunan kalimatnya.

Misalnya:

Sebanyak 2.500 orang peserta diundang panitia. Sejumlah 25 naskah kuno tersimpan di lemari itu. Panitia mengundang 2.500 orang peserta.

Di lemari itu tersimpan 25 naskah kuno.

 

5.    Angka yang menunjukkan bilangan besar dapat ditulis sebagian dengan huruf supaya lebih mudah dibaca.

Misalnya:

Sebanyak 500 ribu dosis vaksin telah didistribusikan ke beberapa wilayah.

Dia mendapatkan bantuan 90 juta rupiah untuk mengembangkan usahanya.

Perusahaan itu baru saja memperoleh pendapatan 55 miliar rupiah. Proyek nasional pemberdayaan ekonomi rakyat itu memerlukan biaya

7 triliun rupiah.

 

6.    Angka digunakan sebagai bagian dari alamat, seperti jalan, rumah, apartemen, atau kamar.


Misalnya:

Jalan Kartika I No. 15 Jalan Kartika I/15

Jalan Raya Dumai Kav. 14 Jalan Raya Subrantas Km. 4 Hotel Mahameru, Kamar 169

Gedung Samudra, Lantai II, Ruang 201

 

7.    Angka digunakan untuk menomori bagian karangan atau bagian kitab suci.

Misalnya:

Bab II, Pasal 3, halaman 13

"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan!" (Surah Al-'Alaq [96]: 1)

"Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya." (Matius 21: 22)

 

8.    Penulisan bilangan dengan huruf seperti dalam peraturan perundang- undangan, akta, dan kuitansi dilakukan sebagai berikut.

a.      Bilangan utuh ditulis secara mandiri. Misalnya:

dua belas                         (12)

tiga puluh lima                (35) lima puluh lima ribu                (55.000)

b.     Bilangan pecahan ditulis dengan per- yang dilekatkan pada bilangan penyebut yang mengikutinya.

Misalnya:

setengah atau seperdua         (½) seperenam belas         (16)

tiga perempat                   (¾)

dua persepuluh                ₁₀)

tiga dua-pertiga                (3)

satu persen                      (1%)

satu permil                       (1‰)

 

9.    Penulisan   bilangan   tingkat   dapat                 menggunakan       angka                 Romawi, gabungan awalan ke- dan angka Arab, atau huruf.


Misalnya:

abad VII abad ke-7 abad ketujuh

Perang Dunia II Perang Dunia Ke-2 Perang Dunia Kedua

10.  Penulisan angka dan akhiran -an dirangkaikan dengan tanda hubung (-).

Misalnya:

lima lembar uang 5000-an (lima lembar uang lima ribuan) seharga 5.000-an (seharga lima ribuan)

tahun 2000-an (tahun dua ribuan)

 

11.   Bilangan seperti yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan, akta, atau kuitansi dapat ditulis dengan angka dan diikuti oleh huruf. Misalnya:

Setiap orang yang menyebarkan atau mengedarkan rupiah tiruan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan pidana denda paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).

Pada hari ini, Rabu, tanggal 13-10-2021 (tiga belas Oktober dua ribu dua puluh satu) telah hadir di hadapan saya, Noviansyah, notaris yang berkedudukan di Kota Batam.

Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp900.500,50 (sembilan ratus ribu lima ratus rupiah lima puluh sen).

 

 

12.   Bilangan yang digunakan sebagai unsur nama geografi ditulis dengan huruf secara serangkai.

Misalnya: Kelapadua Limapuluhkoto Rajaampat Simpanglima Tigaraksa


H.    Kata Ganti ku-, kau-, -ku, -mu, dan -nya

 

1.    Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya, sedangkan -ku, -mu, dan -nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.

Misalnya:

Rumah itu telah kujual. Majalah ini boleh kaubaca.

Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di perpustakaan. Rumahnya sedang diperbaiki.

2.  Kata ganti kau yang bukan bentuk terikat ditulis terpisah dengan kata yang lain.

Misalnya:

Aku ingin kau bersungguh-sungguh dengan apa yang kaukatakan.

Kau masih muda, Bung.

Sebaiknya kau mengurus adikmu saja.

 

I.    Kata Sandang si dan sang

1.   Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Misalnya:

Surat itu dikembalikan kepada si pengirim.

Dalam cerita itu si Pitung berhasil menolong penduduk. Toko itu memberikan hadiah kepada si pembeli.

Ibu itu menghadiahi sang suami kemeja batik. Sang adik mematuhi nasihat sang kakak.

Harimau itu marah sekali kepada sang Kancil.

 

2.    Kata sang ditulis dengan huruf awal kapital jika merupakan unsur nama Tuhan.

Misalnya:

Kita harus berserah diri kepada Sang Pencipta.

Pura dibangun oleh umat Hindu untuk memuja Sang Hyang Widhi Wasa.


BAB III PENGGUNAAN TANDA BACA

 

A. Tanda Titik (.)

1.  Tanda titik digunakan pada akhir kalimat pernyataan. Misalnya:

Mereka duduk di sana.

Dia akan datang pada pertemuan itu.

 

 

2.  Tanda titik digunakan untuk mengakhiri pernyataan lengkap yang diikuti perincian berupa kalimat baru, paragraf baru, atau subjudul baru.

Misalnya:

Kondisi kebahasaan di Indonesia yang diwarnai oleh bahasa standar dan nonstandar, ratusan bahasa daerah, dan ditambah beberapa bahasa asing membutuhkan penanganan yang tepat dalam perencanaan bahasa. Agar lebih jelas, latar belakang dan masalah akan diuraikan secara terpisah seperti tampak pada paparan berikut.

1. Latar Belakang

Masyarakat Indonesia yang heterogen menyebabkan munculnya sikap yang beragam terhadap penggunaan bahasa yang ada di Indonesia, yaitu (1) sangat bangga terhadap bahasa asing, (2) sangat bangga terhadap bahasa daerah, dan (3) sangat bangga terhadap bahasa Indonesia.

2. Masalah

Penelitian ini hanya membatasi masalah pada sikap bahasa masyarakat Kalimantan terhadap bahasa-bahasa yang ada di Indonesia. Sikap masyarakat tersebut akan digunakan sebagai formulasi kebijakan perencanaan bahasa yang diambil.

3. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengukur sikap bahasa masyarakat Kalimantan, khususnya yang tinggal di kota besar, terhadap bahasa-bahasa yang ada di Indonesia.


3.  Tanda titik digunakan di belakang angka atau huruf dalam suatu daftar, perincian, tabel, atau bagan.

a.  Contoh Penggunaan Tanda Titik dalam Daftar

I.  Kondisi Kebahasaan di Indonesia

A. Bahasa Indonesia

1.  Kedudukan

2.  Fungsi

B. Bahasa Daerah

1.  Kedudukan

2.  Fungsi

C.                      Bahasa Asing

1.  Kedudukan

2.  Fungsi

 

b.  Contoh Penggunaan Tanda Titik dalam Perincian

I.    Patokan Umum

II.  Patokan Khusus

 

c.    Contoh Penggunaan Tanda Titik dalam Tabel Tabel 1 Kelas Kata

 

d.  Contoh Penggunaan Tanda Titik dalam Bagan


 

Bagan 1 Alur Pendaftaran


4.  Tanda titik tidak digunakan di belakang angka terakhir pada deret nomor dalam perincian.

Misalnya:

BAB II KERANGKA TEORI

1.1       Bahasa

1.1.1  Fonologi

1.1.2  Morfologi

1.1.3  Sintaksis

1.2       Sastra

1.2.1  Puisi

1.2.2  Prosa

1.2.3  Drama

 

 

BAB II KERANGKA TEORI

II.A        Bahasa

II.A.1   Fonologi

II.A.2   Morfologi

II.A.3   Sintaksis

II.B        Sastra

II.B.1   Puisi

II.B.2  Prosa

II.B.3  Drama

 

 

5.  Tanda titik tidak digunakan pada angka atau huruf yang sudah bertanda kurung dalam perincian.

Misalnya:

Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai

1)  bahasa nasional yang berfungsi sebagai, antara lain,

a)  lambang kebanggaan nasional,

b)  identitas nasional,

c)   alat pemersatu bangsa, dan

d)  sarana perhubungan antarwarga, antardaerah, dan antarbudaya;

2)  bahasa negara ….


6.  Tanda titik tidak digunakan di belakang angka terakhir, baik satu digit maupun lebih, dalam judul tabel, bagan, grafik, atau gambar. Misalnya:

Tabel 1 Kondisi Kebahasaan di Indonesia Tabel 1.1 Kondisi Bahasa Daerah di Indonesia Bagan 2 Struktur Organisasi

Bagan 2.1 Bagian Umum

 

Grafik 4 Sikap Masyarakat Perkotaan terhadap Bahasa Indonesia Grafik 4.1 Sikap Masyarakat Berdasarkan Usia

Gambar 1 Gedung Cakrawala Gambar 1.1 Ruang Rapat

 

7.  Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu.

Misalnya:

pukul 01.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik atau pukul 1, 35 menit,

20 detik)

01.35.20 jam (1 jam, 35 menit, 20 detik)

00.20.30 jam (20 menit, 30 detik)

00.00.30 jam (30 detik)

 

8.  Tanda titik digunakan untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang menunjukkan jumlah.

Misalnya:

Indonesia memiliki lebih dari 13.000 pulau. Penduduk kota itu lebih dari 7.000.000 orang.

Anggaran lembaga itu mencapai Rp225.000.000.000,00.

 

9.  Tanda titik tidak digunakan untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.

Misalnya:

Dia lahir pada tahun 1998 di Bandung.

Kata sila terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi V), halaman 1553.

Nomor rekening panitia seminar adalah 0015645678.

Dia diangkat sebagai PNS dengan NIP 199701112015041002.


10. Tanda titik tidak digunakan pada akhir judul dan subjudul. Misalnya:

Bentuk dan Kedaulatan (Bab I, UUD 1945) Gambar 3 Alat Ucap Manusia

Tabel 5 Sikap Bahasa Generasi Muda Berdasarkan Pendidikan

 

11. Tanda titik tidak digunakan di belakang alamat penerima surat serta tanggal surat.

Misalnya:

Yth. Rahmat Hidayat, S.T. Jalan Sumbawa I/18 Sumurbandung

Bandung

 

Yth. Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Jalan Daksinapati Barat IV

Rawamangun Jakarta Timur

 

12 Oktober 2021

 

Jakarta, 12 Oktober 2021 (tanpa alamat lengkap pada kop surat)

 

 

 

B.    Tanda Koma (,)

1.  Tanda koma digunakan di antara unsur-unsur dalam perincian berupa kata, frasa, atau bilangan.

Misalnya:

Telepon seluler, komputer, atau internet bukan barang mewah lagi. Buku, majalah, dan jurnal termasuk sumber kepustakaan.

Pelamar harus melengkapi berkas lamarannya dengan melampirkan

(1)          akta kelahiran,

(2)          ijazah terakhir, dan

(3)          surat keterangan kesehatan. Satu, dua, ... tiga!


2.  Tanda koma digunakan sebelum kata penghubung, seperti tetapi, melainkan, dan sedangkan, dalam kalimat majemuk pertentangan. Misalnya:

Saya ingin membeli kamera, tetapi uang saya belum cukup. Ini bukan milik saya, melainkan milik ayah saya.

Dia membaca cerita pendek, sedangkan adiknya melukis panorama.

 

 

3.  Tanda   koma   digunakan   untuk            memisahkan          anak     kalimat            yang mendahului induk kalimat.

Misalnya:

Kalau diundang, saya akan datang.

Karena baik hati, dia mempunyai banyak teman.

Agar memiliki wawasan yang luas, kita harus banyak membaca buku.

 

 

4.  Tanda koma tidak digunakan jika induk kalimat mendahului anak kalimat.

Misalnya:

Saya akan datang kalau diundang.

Dia mempunyai banyak teman karena baik hati.

Kita harus banyak membaca buku agar memiliki wawasan yang luas.

 

5.  Tanda koma digunakan di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun demikian.

Misalnya:

Mahasiswa itu rajin dan pandai. Oleh karena itu, dia memperoleh beasiswa belajar di luar negeri.

Anak itu memang rajin membaca sejak kecil. Jadi, dia berhasil menjadi penulis terkenal.

Orang   tuanya   kurang  mampu.   Meskipun demikian,          anak-anaknya berhasil menjadi sarjana.

 

6.  Tanda koma digunakan sebelum dan/atau sesudah kata seru, seperti o, ya, wah, aduh, atau hai, dan kata yang dipakai sebagai sapaan, seperti Bu, Dik, atau Nak.

Misalnya:

O, begitu?

Wah, bukan main!


Hati-hati, ya, jalannya licin! Nak, kapan kuliahmu selesai? Siapa namamu, Dik?

Dia baik sekali, Bu.

 

 

7.     Tanda koma digunakan untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.

Misalnya:

Kata nenek saya, "Kita harus berbagi dalam hidup ini."

"Kita harus berbagi dalam hidup ini," kata nenek saya, "karena manusia adalah makhluk sosial."

 

 

8.     Tanda koma tidak digunakan untuk memisahkan petikan langsung yang diakhiri tanda tanya atau tanda seru dari bagian kalimat yang mengikutinya.

Misalnya:

"Di mana Saudara tinggal?" tanya Pak Lurah. "Masuk ke dalam kelas sekarang!" perintahnya. "Wow, indahnya pantai ini!" seru wisatawan itu.

 

9.     Tanda koma digunakan di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian alamat, (c) tempat dan tanggal, serta (d) nama tempat dan wilayah yang ditulis berurutan.

Misalnya:

Sdr. Rahmat Hidayat, Jalan Sumbawa I/18, Kelurahan Merdeka, Kecamatan Sumurbandung, Bandung 40113

Direktur Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jl. Pangeran Diponegoro No. 71, Jakarta 10430

Surabaya, 10 Mei 1960 Sofifi, Maluku Utara

 

10.  Tanda koma digunakan sesudah salam pembuka (seperti dengan hormat atau salam sejahtera), salam penutup (seperti salam takzim atau hormat kami), dan nama jabatan penanda tangan surat.

Misalnya: Dengan hormat, Salam sejahtera,


Salam takzim, Hormat kami,

 

Kepala Badan, Rektor,

 

a.n. Kepala Badan Sekretaris Badan,

 

(tanda tangan)

 

 

Hurip Danu Ismadi

NIP 196110051988031002

 

 

11. Tanda koma digunakan di antara nama orang dan singkatan gelar akademis yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, nama keluarga, atau nama marga.

Misalnya:

B.      Ratulangi, S.E. Ny. Khadijah, M.A.

Bambang Irawan, M.Hum. Siti Aminah, S.H., M.H.

Dr. dr. Rahayu Ningtyas, Sp.A., Subsp.End.(K). Prof. Dr. Muh. Muhlis, S.E., M.A., Ph.D.

Catatan:

a.  Bandingkan Siti Khadijah, M.A. (Siti Khadijah, Master of Arts) dengan

Siti Khadijah M.A. (Siti Khadijah Mas Agung).

b.  Spasi digunakan untuk memisahkan unsur nama dan singkatannya serta antargelar dan singkatannya.

 

12. Tanda koma digunakan sebelum angka desimal atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.

Misalnya:

12,5 m

27,3 kg Rp500,50 Rp750,00


13. Tanda koma digunakan untuk mengapit keterangan tambahan atau keterangan aposisi.

Misalnya:

Di daerah kami, misalnya, masih banyak bahan tambang yang belum diolah.

Semua siswa, baik laki-laki maupun perempuan, harus mengikuti pelatihan paduan suara.

Soekarno, Presiden I Republik Indonesia, merupakan salah seorang pendiri Gerakan Nonblok.

Pejabat yang bertanggung jawab, sebagaimana dimaksud pada ayat (3), wajib menindaklanjuti laporan dalam waktu paling lama 7 (tujuh) hari.

 

 

Bandingkan dengan keterangan pewatas yang penggunaannya tidak diapit tanda koma!

Siswa yang lulus dengan nilai tinggi akan diterima di perguruan tinggi itu tanpa tes.

 

14. Tanda koma dapat digunakan di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat untuk menghindari salah pengertian.

Misalnya:

Dalam pengembangan bahasa Indonesia, kita dapat memanfaatkan bahasa daerah.

Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.

 

Bandingkan dengan kalimat berikut.

 

Dalam   pengembangan  bahasa   kita   dapat            memanfaatkan   bahasa daerah.

Atas perhatian Saudara kami ucapkan terima kasih.

 

 

C.    Tanda Titik Koma (;)

1.  Tanda titik koma dapat digunakan sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat setara di dalam kalimat majemuk. Misalnya:

Hari sudah malam; anak-anak masih membaca buku. Kerbau melenguh; kambing mengembik; kuda meringkik.

Ayah menyelesaikan pekerjaan; ibu menulis makalah; adik membaca cerita pendek.

 

2.  Tanda titik koma digunakan pada bagian perincian yang berupa frasa verbal.


Misalnya:

Syarat mengikuti ujian penerimaan pegawai di lembaga ini adalah

(1)          berkewarganegaraan Indonesia;

(2)          berijazah sarjana S-1;

(3)          berbadan sehat; dan

(4)          bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

 

3.  Tanda   titik   koma   digunakan   untuk            memisahkan bagian-bagian perincian dalam kalimat yang sudah menggunakan tanda koma.

Misalnya:

Ibu membeli buku, pensil, dan tinta; baju, celana, dan kaus; serta pisang, apel, dan jeruk.

Agenda rapat ini meliputi

a.  pemilihan ketua, sekretaris, dan bendahara;

b.  penyusunan anggaran dasar, anggaran rumah tangga, dan program kerja; serta

c.  pendataan anggota, dokumentasi, dan aset organisasi.

 

4.  Tanda   titik   koma   digunakan   untuk            memisahkan                   sumber-sumber kutipan.

Misalnya:

Kasus perencanaan bahasa di Indonesia dianggap sebagai salah satu yang paling berhasil (Fishman, 1974; Moeliono, 1985; Samuel, 2008; Wardhaugh dan Fuller, 2015).

Tentang plagiarisme, para penulis (Keraf, 1997; Putra, 2011; Wibowo, 2013) sama-sama mengingatkan pentingnya pengutipan dan perujukan secara cermat untuk menghindari cap plagiat.

 

 

 

D.    Tanda Titik Dua (:)

1.  Tanda titik dua digunakan pada akhir suatu pernyataan lengkap yang langsung diikuti perincian atau penjelasan.

Misalnya:

Mereka memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari. Saya akan membeli alat tulis kantor: kertas, tinta, spidol, dan pensil.

 

2.  Tanda titik dua tidak digunakan jika perincian atau penjelasan itu merupakan bagian dari kalimat lengkap.


Misalnya:

Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari. Tahap penelitian yang harus dilakukan meliputi

a.  persiapan,

b.  pengumpulan data,

c.  pengolahan data, dan

d.  pelaporan.

 

3.  Tanda titik dua digunakan sesudah kata atau frasa yang memerlukan pemerian.

Misalnya:

a.  Ketua           : Ahmad Wijaya Wakil Ketua: Deni Simanjuntak Sekretaris           : Siti Aryani Bendahara : Aulia Arimbi

b.  Narasumber: Prof. Dr. Saputra Effendi Pemandu    : Abdul Gani, M.Hum. Pencatat     : Sri Astuti Amelia, S.Pd.

 

4.  Tanda titik dua digunakan dalam naskah drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.

Misalnya:

Ibu : "Bawa koper ini, Nak!" Amir: "Baik, Bu."

Ibu : "Jangan lupa, letakkan baik-baik!"

 

5.  Tanda titik dua digunakan di antara (a) jilid atau nomor dan halaman,

(b) surah dan ayat dalam kitab suci, serta (c) judul dan anak judul suatu karangan.

Misalnya:

Ultimart 5 (2): 98–105

Surah Ibrahim: 2–5

Matius 2: 1–3

Dari Pemburu ke Terapeutik: Antologi Cerpen Mastera

 

6.  Tanda titik dua dapat digunakan untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu.


Misalnya:

pukul 01:35:20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik atau pukul 1, 35 menit,

20 detik)

 

01:35:20 jam (1 jam, 35 menit, 20 detik)

 

00:20:30 jam (20 menit, 30 detik)

 

00:00:30 jam (30 detik)

 

Catatan:

Lihat penggunaan tanda titik (kaidah A, butir 7)!

 

7.  Tanda titik dua digunakan untuk menuliskan rasio dan hal lain yang menyatakan perbandingan dalam bentuk angka.

Misalnya:

Skala peta ini 1:10.000.

Jumlah peserta didik laki-laki dan perempuan di kelas itu adalah 2:3.

 

 

 

E.    Tanda Hubung (-)

1.  Tanda hubung digunakan untuk menandai bagian kata yang terpenggal oleh pergantian baris.

Misalnya:

Di samping cara lama, diterapkan juga ca- ra baru.

Nelayan pesisir itu berhasil membudidayakan rum- put laut.

Kini ada cara yang baru untuk meng- ukur panas.

Parut jenis ini memudahkan kita me- ngukur kelapa.

 

2.  Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsur bentuk ulang. Misalnya:

anai-anai anak-anak

berulang-ulang kemerah-merahan mengorek-ngorek


3.  Tanda hubung digunakan untuk (a) menyambung tanggal, bulan, dan tahun yang dinyatakan dengan angka, (b) menyambung huruf dalam kata yang dieja satu demi satu, dan (c) menyatakan skor pertandingan. Misalnya:

11-11-2022

p-a-n-i-t-i-a 2-1

 

4.  Tanda hubung digunakan untuk memperjelas hubungan bagian kata atau ungkapan.

Misalnya:

ber-evolusi

meng-urus (merawat; memelihara; mengatur) dua-puluh-lima ribuan (25 x 1.000)

²³∕₂₅ (dua-puluh-tiga perdua-puluh-lima)

mesin hitung-tangan (mesin untuk menghitung tangan)

 

Bandingkan dengan contoh di bawah ini! be-revolusi

me-ngurus (menjadi kurus)

dua-puluh lima-ribuan (20 x 5.000)

20 ³∕₂₅ (dua-puluh tiga perdua-puluh-lima)

mesin-hitung tangan (mesin hitung manual yang dioperasikan dengan tangan)

 

5.  Tanda hubung digunakan untuk merangkaikan unsur yang berbeda, yaitu di antara huruf kapital dan nonkapital serta di antara huruf dan angka.

Misalnya:

se-Indonesia peringkat ke-2 tahun 2000-an hari-H

ber-KTP di-SK-kan

ciptaan-Nya D-3


S-1

KTP-mu

 

 

6.  Tanda hubung tidak digunakan di antara huruf dan angka jika angka tersebut melambangkan jumlah huruf.

Misalnya:

BP2MI (Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia)

P4TK (Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan)

P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan)

 

 

7.  Tanda hubung digunakan untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa daerah, bahasa asing, atau slang.

Misalnya:

di-slepet 'dijepret' (bahasa Betawi)

ber-pariban 'bersaudara sepupu' (bahasa Batak)

mem-back up 'menyokong; membantu' (bahasa Inggris) di-tafīl 'dijelaskan' (bahasa Arab)

di-bokisin 'dibohongi' (slang)

 

 

8.  Tanda hubung digunakan untuk menandai imbuhan atau bentuk terikat yang menjadi objek bahasan.

Misalnya:

Imbuhan pe- pada pekerja bermakna 'orang yang' atau 'pelaku'. Bentuk terikat pasca- berasal dari bahasa Sanskerta.

Bentuk terikat -anda (-nda atau -da) terdapat pada kata seperti

ayahanda, ibunda, dan pamanda.

 

9.  Tanda hubung digunakan untuk menandai dua unsur yang merupakan satu kesatuan.

Misalnya:

suami-istri Soekarno-Hatta

Konferensi Asia-Afrika


F.    Tanda Pisah (—)

1.  Tanda   pisah   dapat   digunakan   untuk            mengapit        keterangan  atau penjelasan yang bukan bagian utama kalimat.

Misalnya:

Kemerdekaan bangsa  itu—saya  yakin akan tercapai—diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.

Keberhasilan itu—kita sependapat—dapat dicapai jika kita mau berusaha keras.

 

 

2.  Tanda pisah dapat digunakan untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang merupakan bagian utama kalimat dan dapat saling menggantikan dengan bagian yang dijelaskan.

Misalnya:

Soekarno-Hatta—Proklamator Kemerdekaan RI—diabadikan menjadi nama jalan di beberapa kota di Indonesia.

Rangkaian temuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan pembelahan atom— telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.

Gerakan Pengutamaan Bahasa Indonesia—amanat Sumpah Pemuda— harus terus digelorakan.

 

3.  Tanda pisah digunakan di antara dua bilangan, tanggal (hari, bulan, tahun), atau tempat yang berarti 'sampai dengan' atau 'sampai ke'. Misalnya:

Tahun 2019—2022

Tanggal 5—10 April 2022 Senin—Jumat Jakarta—Bandung

 

G.    Tanda Tanya (?)

1.     Tanda tanya digunakan di akhir kalimat tanya. Misalnya:

Kapan Hari Pendidikan Nasional diperingati? Siapa pencipta lagu "Indonesia Raya"?

 

2.     Tanda tanya digunakan di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang diragukan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.

Misalnya:


Monumen Nasional mulai dibangun pada tahun 1961 (?). Di Indonesia terdapat 740 (?) bahasa daerah.

 

H.   Tanda Seru (!)

Tanda seru digunakan untuk mengakhiri ungkapan yang menggambarkan kekaguman, kesungguhan, emosi yang kuat, seruan, atau perintah.

Misalnya:

Alangkah indahnya Taman Laut Bunaken! Saya tidak melakukannya!

Merdeka!

Hai!

Bayarlah pajak tepat waktu!

 

 

I.     Tanda Elipsis (...)

1.  Tanda elipsis digunakan untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau kutipan ada bagian yang dihilangkan atau tidak disebutkan.

Misalnya:

Penyebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.

Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 disebutkan bahwa bahasa negara ialah ….

..., lain lubuk lain ikannya.

 

2.  Tanda elipsis digunakan untuk menulis ujaran yang tidak selesai dalam dialog.

Misalnya:

"Menurut saya, …, seperti …. Bagaimana, Bu?"

"Jadi, simpulannya …. Oh, sudah saatnya kita beristirahat!"

 

3.  Tanda elipsis digunakan untuk menandai jeda dalam tuturan yang dituliskan.

Misalnya:

Maju jalan!

Kamera siap!

Satu, dua, tiga!


4.  Tanda elipsis di akhir kalimat diikuti dengan tanda baca akhir kalimat berupa tanda titik, tanda tanya, atau tanda seru.

Misalnya:

Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 disebutkan bahwa bahasa negara ialah ….

"Jadi, mengapa selama ini dia bekerja sebagai …?" "Pergi dari sini jika kamu …!"

 

J.    Tanda Petik ("…")

1.  Tanda petik digunakan untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.

Misalnya:

"Merdeka atau mati!" seru Bung Tomo dalam pidatonya.

"Kerjakan tugas ini sekarang," perintah atasannya, "karena besok akan dibahas dalam rapat!"

Menurut Pasal 31 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, "Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan."

 

2.  Tanda petik digunakan untuk mengapit judul puisi, judul lagu, judul artikel, judul naskah, judul bab buku, judul pidato/khotbah, atau tema/subtema yang terdapat di dalam kalimat.

Misalnya:

Puisi "Pahlawanku" terdapat pada halaman 125 buku itu. Marilah, kita menyanyikan lagu "Maju Tak Gentar"!

Saya   sedang  membaca  "Peningkatan   Mutu          Daya     Ungkap     Bahasa Indonesia" dalam buku Bahasa Indonesia Menuju Masyarakat Madani.

Makalah "Pembentukan Insan Cerdas Kompetitif" menarik perhatian peserta seminar.

Perhatikan "Hubungan Antarklausa" dalam buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.

 

 

Ceramah subuh minggu lalu di Masjid Istiqlal berjudul "Hikmah dan Tujuan Berpuasa Ramadan".

Kongres Bahasa Indonesia XI bertema "Menjayakan Bahasa dan Sastra Indonesia".

 

 

3.  Tanda petik digunakan untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.


Misalnya:

"Peladen" komputer ini sudah tidak berfungsi. Dilarang memberikan "amplop" kepada petugas!

 

K.    Tanda Petik Tunggal ('…')

1.  Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit petikan yang terdapat dalam petikan lain.

Misalnya:

Tanya dia, "Kaudengar bunyi 'kring-kring' tadi?"

"Kudengar teriak anakku, 'Ibu, Bapak pulang!', dan rasa letihku lenyap seketika," ujar Pak Hamdan.

"Kita   bangga   karena   lagu   'Indonesia          Raya'     berkumandang                 di arena Asian Games," kata Ketua KONI.

 

2.  Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit makna, padanan, atau penjelasan kata atau ungkapan.

Misalnya:

tergugat                       'yang digugat'

retina                          'dinding mata sebelah dalam'

noken                          'tas khas Papua'

tadulako                         'panglima'

marsiadap ari                 'saling membantu'

tuah sakato                     'sepakat untuk manfaat bersama'

self quarantine               'karantina mandiri'

lockdown                        'karantina wilayah'

marhūn bih                     'utang' atau 'pinjaman'

 

L.    Tanda Kurung ((…))

1.  Tanda kurung digunakan untuk mengapit keterangan tambahan, seperti singkatan atau padanan kata asing.

Misalnya:

Bahasa Indonesia mempunyai tes standar yang disebut Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI).

Banyak pemengaruh (influencer) yang mendapat apresiasi karena konten yang membangun.

 

2.  Tanda kurung digunakan untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian utama kalimat.


Misalnya:

Puisi Tranggono yang berjudul "Ubud" (nama tempat yang terkenal di Bali) ditulis pada tahun 1962.

Keterangan itu (lihat Tabel 10) menunjukkan arus perkembangan baru pasar dalam negeri.

 

3.  Tanda kurung digunakan untuk mengapit kata yang keberadaannya di dalam teks dapat dimunculkan atau dihilangkan.

Misalnya:

Dia berangkat ke kantor dengan (bus) Transjakarta. Pesepak bola kenamaan itu berasal dari (Kota) Padang.

 

4.  Tanda kurung digunakan untuk mengapit huruf atau angka sebagai penanda perincian yang ditulis ke samping atau ke bawah di dalam kalimat.

Misalnya:

Faktor produksi menyangkut (a) bahan baku, (b) biaya produksi, dan (c) tenaga kerja.

Pelamar harus melengkapi berkas lamarannya dengan melampirkan

(1)       daftar riwayat hidup,

(2)       ijazah terakhir, dan

(3)       surat keterangan kesehatan.

 

M.   Tanda Kurung Siku ([…])

1.  Tanda kurung siku digunakan untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan atas kesalahan atau kekurangan di dalam naskah asli yang ditulis orang lain.

Misalnya:

Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.

Penggunaan bahasa dalam karya ilmiah harus sesuai [dengan] kaidah bahasa Indonesia.

Peringatan [Proklamasi Kemerdekaan] Republik Indonesia dirayakan secara khidmat.

 

2.    Tanda kurung siku digunakan untuk mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang terdapat dalam tanda kurung.

Misalnya:

Persamaan kedua proses itu (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 35—38]) perlu dibentangkan di sini.


N.    Tanda Garis Miring (/)

1.  Tanda garis miring digunakan dalam nomor surat, nomor pada alamat, dan penandaan masa 1 tahun yang terbagi dalam 2 tahun takwim. Misalnya:

Nomor: 7/PK/II/2022 Jalan Kramat III/10

 

2.  Tanda garis miring digunakan sebagai pengganti kata dan, atau, serta

setiap. Misalnya:


Semua organisasi harus memiliki AD/ART.

 

Dalam susunan kepanitiaan dia tercatat sebagai ketua/anggota.

 

Pilih salah satu moda transportasi darat/laut!

Yang harus mengambil rapor adalah orang tua/wali peserta didik masing-masing.

Buku dan/atau majalah dapat dijadikan sumber rujukan.

 

Staf yang berhalangan hadir diwajibkan mengganti hari dan/atau bertukar jadwal dengan staf lain.

 

 

Harga kain itu Rp75.000,00/meter.

Kecepatan mobil ini dapat mencapai 150 km/jam.


'Semua organisasi harus memiliki anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.'

'Dalam susunan kepanitiaan dia tercatat sebagai ketua dan anggota.'

'Pilih salah satu moda transportasi darat atau laut!'

'Yang harus mengambil rapor adalah orang tua atau wali peserta didik masing-masing.'

'Buku dan majalah atau buku atau majalah dapat dijadikan sumber rujukan.'

'Staf yang berhalangan hadir diwajibkan mengganti hari dan bertukar jadwal dengan staf lain atau staf yang berhalangan hadir diwajibkan mengganti hari atau bertukar jadwal dengan staf lain.'

'Harga kain itu Rp75.000,00 setiap meter.'

'Kecepatan mobil ini dapat mencapai 150 km setiap jam.'


 

 

 

3.  Tanda garis miring dapat digunakan untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau pengurangan atas kesalahan atau kelebihan di dalam naskah asli yang ditulis orang lain.

Misalnya:

Asmara/n/dana merupakan salah satu tembang macapat budaya Jawa. Dia sedang menyelesaikan /h/utangnya di bank.

Maka adalah seorang/-orang/raja di dalam Bidakara.


Syahdan, /maka/ beberapa dipersembahkan oleh segala wazir /perdana menteri/ yang besar-besar kepada baginda.

Jika demikian, /itu dan/ marilah, kita mufakat dan musyawarah.

 

 

O.    Tanda Apostrof (’)

Tanda apostrof dapat digunakan untuk menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun dalam konteks tertentu.

Misalnya:

Dia ’kan kusurati. (’kan = akan) Malam ’lah tiba. (’lah = telah)

Diriku s’lalu dimanja. (s’lalu = selalu) 5-2-’21 (’21 = 2021)

Catatan:

Penggunaan tanda apostrof ini lazim dalam ragam nonstandar.


BAB IV PENULISAN UNSUR SERAPAN

 

Dalam perkembangannya bahasa Indonesia menyerap unsur dari berbagai bahasa, baik dari bahasa daerah, seperti bahasa Jawa, Sunda, dan Bali, maupun dari bahasa asing, seperti bahasa Sanskerta, Arab, Portugis, Belanda, Cina, dan Inggris. Berdasarkan taraf integrasinya, unsur serapan dalam bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi dua kelompok besar.

Kelompok pertama merupakan unsur bahasa sumber yang tidak diserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti force majeure, de facto, de jure, dan l’exploitation de l’homme par l’homme. Unsur-unsur itu digunakan dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi penulisan dan pelafalannya masih mengikuti cara asing.

Kelompok kedua merupakan unsur bahasa sumber yang penulisan dan pelafalannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini, penyerapan diupayakan agar ejaannya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.

Unsur bahasa sumber diserap ke dalam bahasa Indonesia dengan memprioritaskan bentuk. Penyerapan bentuk tersebut meliputi huruf, gabungan huruf, dan imbuhan. Kaidah yang berkaitan dengan imbuhan dijelaskan dalam Pedoman Umum Pembentukan Istilah (PUPI).

Kaidah ejaan yang berlaku bagi unsur serapan dijelaskan di bawah ini. Di dalam kaidah ini ada asal bahasa yang dicantumkan di dalam tanda kurung, misalnya (Wolio), yang berarti berasal dari bahasa Wolio.

 

 

A.    Penulisan Unsur Serapan Umum

 

1.    Harakat fatah atau bunyi /a/ (Arab) yang dilafalkan pendek atau panjang menjadi a.

Misalnya:


ْم َرة (     ‘umrah ع


)               umrah


yatim        ) َي ِت ْي م(            yatīm

 

alāl              (حالَل)               halal

ridā              (ًاضر )               rida


2.    Huruf ‘ain ( Arab) pada awal suku kata menjadi a, i, atau u. Misalnya:


aib            (ب


عجا ِئ


)             ajaib


َعا َدة (        sa‘ādah س


)              saadah


ِع ْل  م(               ‘ilm

ِع َدة (         qā‘idah

ْذ ر(       ‘uzr ع


)                ilmu

قَا)             kaidah

)                uzur


āūn              (ن


طاع ْو


)             taun


 

 

3.    Huruf ‘ain ( Arab) pada akhir suku kata menjadi k. Misalnya:

iktikad               )اِع ِتقَا  د(            itiqād


tarīf              (ف

rukū            (ع


takrif              )تَ ْع ِر ْي

rukuk              ) ُر ُك ْو


si            (ع


َما س


)              simak


 

 

4.    Huruf hamzah ( Arab) yang dibaca vokal menjadi a, i, atau u. Misalnya:

amr                (ر ْم أَ)                   amar


ْسأَلَة (       masalah

شا َرة (         isyārah


َم )            masalah

ِإ )                 isyarat


nā’ib              (ب

ufuq               (ق


naib                )نَا ِئ

ufuk                 )أُفُ


uūl                (ل


ْو ص


أُ)              usul


 

 

5.    Gabungan huruf aa (Belanda) menjadi a. Misalnya:

baal                                  bal

octaaf                                    oktaf

paal                                       pal

 

6.    Gabungan huruf ae yang bervariasi dengan e menjadi e. Misalnya:

aesthetic, esthetic                                estetik

haemoglobin, hemoglobin                    hemoglobin

palaeography, paleography                 paleografi


7.   Gabungan huruf ae yang tidak bervariasi dengan e tetap ae. Misalnya:

aerobe                                   aerob

aerosol                                  aerosol

taekwondo (Korea)              taekwondo

 

8.   Gabungan huruf ai tetap ai. Misalnya:

detail                                     detail

retail                                      retail

trailer                                    trailer

 

9.    Gabungan huruf au tetap au. Misalnya:

aura                                       aura

caustic                                   kaustik

hydraulic                               hidraulik

 

10. Gabungan huruf bl tetap bl. Misalnya:

bleganjur (Bali)                   bleganjur

bleketepe (Jawa)                 bleketepe

blok (Belanda)                    blok

 

11. Huruf c (Inggris) yang diikuti a, o, u, atau konsonan menjadi k. Misalnya:

calomel                                  kalomel

catalyst                                  katalis

construction                          konstruksi

consul                                    konsul

cubic                                      kubik

cursor                                    kursor

cluster                                   kluster

crystal                                   kristal


12. Huruf c yang diikuti e, i, oe, atau y menjadi s. Misalnya:

cent                                       sen

central                                   sentral

circulation                             sirkulasi

circus                                    sirkus

abiocoen                                abiosen

coelom                                   selom

cyber                                     siber

cylinder                                 silinder

 

13. Gabungan huruf cc yang diikuti o, u, atau konsonan menjadi k. Misalnya:

accomodation                        akomodasi

accordeon (Belanda)           akordeon

acculturation                         akulturasi

accumulation                        akumulasi

acclimatization                      aklimatisasi

accreditation                         akreditasi

 

14. Gabungan huruf cc yang diikuti e dan i menjadi ks. Misalnya:

accent                                    aksen

accessory                              aksesori

accidental                              aksidental

vaccine                                  vaksin

 

15. Gabungan huruf cch menjadi k. Misalnya:

ecchymosis                           ekimosis

saccharin                              sakarin

zucchini                                zukini

 

16. Gabungan huruf ch yang diikuti a, o, atau konsonan menjadi k. Misalnya:

charisma                               karisma


mechanic                               mekanik

cholera                                  kolera

chorus                                   korus

chromosome                          kromosom

technique                              teknik

 

17. Gabungan huruf ch yang dilafalkan /s/ atau /sy/ menjadi s. Misalnya:

attaché          [ətaʃeɪ]                atase

brochure       [brəʃʊə]              brosur

echelon         [ɛʃəlɒn]           eselon

 

18. Gabungan huruf ch yang dilafalkan /c/ menjadi c. Misalnya:

charter           [tʃɑːtə]          carter kimchi (Korea)   [kimtʃi]   kimci mochi (Jepang) [mɔtʃi]           moci

 

19. Gabungan huruf ck menjadi k. Misalnya:

check                                cek

racket                                    raket

ticket                                     tiket

 

20. Gabungan huruf cr (Belanda, Inggris, Prancis) menjadi kr. Misalnya:

creatief (Belanda)                   kreatif

crematie (Belanda)                  kremasi

cresol (Inggris)                        kresol

critic (Inggris)                         kritik

 

crêpe (Prancis)                       krep

croissant (Prancis)                  kroisan

 

21. Gabungan huruf ct pada akhir kata menjadi k. Misalnya:

abstract                             abstrak


contact                              kontak

contract                             kontrak

 

22. Huruf ç (Sanskerta) menjadi s. Misalnya:

çabda                                     sabda

çastra                                    sastra

çi                                        rasi

 

23. Huruf dal dan ad (د dan Arab) menjadi d. Misalnya:


   da‘wah ة ْوعَ(

ٌْعَ(    qā‘idah دة


ٌْ )            dakwah

ٌْة)            kaidah


 


aīf               (ف 

āir              (ر ض


َض ِع ْي حا


)             daif

)             hadir


 

24. Gabungan huruf dh menjadi d. Misalnya:

dhandhang (Jawa)                  dandang

dharma (Sanskerta)                darma

dhingklik (Jawa)                     dingklik

 

25.  Huruf e tetap e. Misalnya:

effect                                      efek

regulation                              regulasi

synthesis                               sintesis

 

26. Gabungan huruf ea yang dilafalkan /i/ menjadi i. Misalnya:

cream            [kriːm]            krim

gear               [ɡɪə]                     gir

team              [tiːm]              tim

 

27. Gabungan huruf ea yang dilafalkan bukan /i/ tetap ea. Misalnya:

alinea           [alɪnea]           alinea


pancreas       [pankreas]      pankreas

theater          [teatər]           teater

 

28. Gabungan huruf ee menjadi e. Misalnya:

apotheek (Belanda)             apotek

idee (Belanda)                    ide

nominee (Inggris)                nomine

 

29. Gabungan huruf ei tetap ei. Misalnya:

eidetic                                    eidetik

meiosis                                  meiosis

protein                                   protein

 

30. Gabungan huruf eo tetap eo. Misalnya:

geometry                               geometri

stereo                                stereo

zeolite                                    zeolit

 

31. Gabungan huruf eu tetap eu. Misalnya:

neutron                                  neutron

eugenol                                  eugenol

europium                               europium

 

32. Gabungan huruf eu (Aceh, Sunda, Rejang) yang dilafalkan /ɘ/tetap eu. Misalnya:

meunasah (Aceh)                meunasah

keukeuh (Sunda)                keukeuh

sadeu (Rejang)                   sadeu

 

33. Huruf fa ( Arab) menjadi f. Misalnya:


afal              (ضل


afdal              )أَ ْف


ārif              (ف

faī                     (ح 


ْي عا ِر ِص


)             arif

فَ)            fasih


34.  Huruf f tetap f. Misalnya:

factor                                     faktor

fanatic                                   fanatik

fossil                                      fosil

 

35. Gabungan huruf gh menjadi g. Misalnya:

laghu (Sanskerta)                  lagu

sorghum                                sorgum

spaghetti                               spageti

 

36. Huruf gain (غ Arab) menjadi g. Misalnya:


غ ْي َبة (             gībah


)               gibah


magfirah       ( َرة ِف ْغ َم )        magfirah


magrib           (ب


magrib              ) َم ْغ ِر


 

 

37. Huruf a dan ha ( dan Arab) menjadi h. Misalnya:


حا ِك  م(            ākim


)               hakim


ilā                     (ح


َال ص


ِإ )               islah


 


ٌ ْوَ َو(          hawā

ٌْ َم َه(             sahm


)               hawa

)                saham


 

 

38. Huruf hamzah ( Arab) pada tengah kata menjadi k. Misalnya:

makmum              ) َمأْ ُم ْو م(       ma’mūm


mumīn          (ن

tawīl             (ل


mukmin              )  ُم  ْؤ ِم

takwil               )تَأْ ِو ْي


 

 

39. Huruf hamzah ( Arab) pada akhir kata dihilangkan. Misalnya:

imla               ) ِإ ْم َال ء(            imlā


munsyi        (ئ


munsyi       ) ُم ْنش


wuū           (ء ْو ُوض )          wudu


40. Harakat kasrah atau bunyi /i/ (Arab) yang dilafalkan pendek atau panjang menjadi i.

Misalnya:


itikāf             (ف


َكا ع ِت


اِ)            iktikaf


kiamat                ) ِق َيا َمة (       qimah


naīah          ( حة

aī                    (ح 


ْي ِح ْيص َص


َن )                       nasihat

)             sahih


 

41. Huruf i pada awal suku kata dan diikuti a atau o tetap i. Misalnya:

iambus                                  iambus

ion                                         ion

iota                                        iota

 

42. Gabungan huruf ie (Belanda) yang dilafalkan /i/ menjadi i. Misalnya:

favoriet          [favorit]          favorit

politiek          [politik]          politik

riem               [rim]              rim

 

43. Gabungan huruf ie (Latin) tetap ie. Misalnya:

caries            karies

species          spesies

varietas         varietas

 

44. Huruf jim ( Arab) menjadi j. Misalnya:

ijāb              (ِحجاب )           hijab


جا َزة (            ijāzah

ُج ْز  ء(                juz


ِإ )                 ijazah

)               juz


 

 

45. Huruf kha ( Arab) menjadi kh. Misalnya:


khuū               (ص


َو ص


ٌ)           khusus


makhlūq       (خ


ٌوْ َو


ٌْ )           makhluk


tārīkh          (ا


tarikh               )ٌْة دْ َِ


46. Gabungan huruf kl tetap kl. Misalnya:

klem (Belanda)                   klem

klenik (Jawa)                     klenik

kliniek (Belanda)                klinik

 

47. Gabungan huruf kr tetap kr. Misalnya:

krans (Belanda)                 krans

kri (Aceh)                           kri

krida (Sanskerta)               krida

 

48. Huruf n (Jepang, Cina) di depan p menjadi m. Misalnya:

kenpo (Jepang)                   kempo

lunpia (Cina)                      lumpia

tenpura (Jepang)                tempura

 

49. Gabungan huruf ng tetap ng. Misalnya:

contingent                             kontingen

congress                                kongres

linguistiek (Belanda)           linguistik

 

50. Gabungan huruf oe (oi Yunani) menjadi e. Misalnya:

amoeba, amoibe                   ameba

foetus                                    fetus

oestrogen                               estrogen

 

51. Gabungan huruf oi (Belanda, Inggris, Prancis) tetap oi. Misalnya:

croissant (Prancis)              kroisan

point (Inggris)                     poin

reservoir (Belanda)             reservoir


52. Gabungan huruf oo (Belanda) menjadi o. Misalnya:

astroloog                               astrolog

bioscoop                                bioskop

provoost                                provos

 

53. Gabungan huruf oo yang dilafalkan /u/ menjadi u. Misalnya:

cartoon          [kɑːtuːn]         kartun

pool               [puːl]              pul

proof              [pruːf]            pruf

 

54. Gabungan huruf oo (vokal ganda) tetap oo. Misalnya:

kamomoose (Wolio)             kamomoose

noosphère                             noosfer

zoology                                  zoologi

 

55. Gabungan huruf ou yang dilafalkan /u/ menjadi u. Misalnya:

contour     [kɒntʊə]     kontur coupon    [kuːpɒn]    kupon souvenir [suːvənɪə] suvenir

 

56. Gabungan huruf ou yang dilafalkan bukan /u/ tetap ou. Misalnya:

coulrophobia                                    [koʊlrəfoʊbiə]                                koulrofobia mondou (Fakfak)                                [mɔndɔw]                                mondou voucher                                    [vaʊtʃə]                                voucer

 

57. Gabungan huruf ph menjadi f. Misalnya:

microphone                           mikrofon

phase                                    fase

spectograph                       spektograf


58. Gabungan huruf pl tetap pl. Misalnya:

amplang                                amplang

implant                                  implan

pleno                                     pleno

 

59. Gabungan huruf pr tetap pr. Misalnya:

apron                                     apron

praja                                      praja

product                                  produk

 

60. Gabungan huruf ps tetap ps. Misalnya:

pseudonym                           pseudonim

psychiatry                             psikiatri

psychosomatic                      psikosomatik

 

61. Gabungan huruf pt tetap pt. Misalnya:

pterodactyl                            pterodaktil

pteropoda                              pteropoda

ptyalin                                   ptialin

 

62.  Huruf q menjadi k. Misalnya:

aquarium                               akuarium

equator                                  ekuator

frequency                              frekuensi

 

63. Huruf qaf ( Arab) menjadi k. Misalnya:

maqām          (م  َمقَا )            makam


mulaq          (ق


طلَ


ُم )            mutlak


qurūn            (ر


kurun        )ٌْ ْن ُو


64. Gabungan huruf rh menjadi r. Misalnya:

rhesus                                   resus

rhinoscope                            rinoskop

rhombus                                rombus

 

65. Huruf śa, sin, dan ad (, , dan Arab) menjadi s. Misalnya:

airi               (ﴽﺜﻳﺮي)              asiri


wāri                   (ث


waris          ) َوا ِر


asās             (س

silsilah           ( سلَة


سا

ْل س


أَ)              asas

)              silsilah


 


khuū               (ص


ْو ص


خ)           khusus


aḥḥ                     (صح)               sah

 

 

66. Huruf syin ( Arab) menjadi sy. Misalnya:


arsy            (ش

āsyiq             (ق


َع ْر

عاش


)              arasy

)              asyik


ْك ر(      syukr ش


)               syukur


 

 

67. Gabungan huruf sc yang diikuti a, o, u, atau konsonan menjadi sk. Misalnya:

scallop                                   skalop

scandium                              skandium

score                                      skor

scotopia                                 skotopia

scuba                                     skuba

scutella                                  skutela

sclerosis                                sklerosis

manuscript                            manuskrip

 

68. Gabungan huruf sc yang diikuti e, i, atau y menjadi s. Misalnya:

adolescence                          adolesens

luminescence                        luminesens


oscilator                                 osilator

scintillation                           sintilasi

hyoscyamine                         hiosiamina

scyphistoma                          sifistoma

 

69. Gabungan huruf sch yang diikuti vokal menjadi sk. Misalnya:

schema                                  skema

schizophrenia                       skizofrenia

scholastiek                            skolastik

 

70. Gabungan huruf sr tetap sr. Misalnya:

asrār (Arab)                       asrar

asri (Sanskerta)                 asri

srisip (Jawa)                      srisip

 

71. Huruf t yang diikuti i dan dilafalkan /s/ menjadi s. Misalnya:

garantie                   [xarɑn(t)si]                garansi patient                   [patiënt]                pasien politie                   [poli(t)si]                polisi

 

72. Huruf a ( Arab) menjadi t. Misalnya:


mulaq           (ق

syar                   (ط

ab              (ب


ْطلَ

 َش ْر ْي ط ِب


ُم )            mutlak

)               syarat

)              tabib


 

73. Gabungan huruf th menjadi t. Misalnya:

bathok (Jawa)                    batok

methode (Belanda)             metode

thesis                                    tesis


74. Gabungan huruf tr tetap tr. Misalnya:

putren                                   putren

transfer                                 transfer

matra                                    matra

 

75. Gabungan huruf ts (Jepang) tetap ts. Misalnya:

jujitsu                                    jujitsu

mochitsuki                            mocitsuki

tsunami                                 tsunami

 

76.  Huruf u tetap u. Misalnya:

bus                                        bus

modus                                   modus

unit                                        unit

 

77. Harakat damah atau bunyi /u/ (Arab) yang dilafalkan pendek atau panjang menjadi u.

Misalnya:


mubā                (ح 

ufuq               (ق


mubah                ) ُم َبا

ufuk                 )أُفُ


 

mafhum              ) َم ْف ُه ْو م(        mafhūm


qāmūs           (س


kamus              )قَا ُم ْو


 

 

78. Gabungan huruf ua tetap ua. Misalnya:

aquarium                               akuarium

dualisme                               dualisme

equator                                  ekuator

 

79. Gabungan huruf ue tetap ue. Misalnya:

consequent                            konsekuen

duet                                       duet

frequency                              frekuensi


80. Gabungan huruf ui tetap ui. Misalnya:

conduite                                konduite

equinox                                 ekuinoks

equivalent                             ekuivalen

 

81. Gabungan huruf uo tetap uo. Misalnya:

duodenum                             duodenum

fluorescence                          fluoresens

quota                                     kuota

 

82. Gabungan huruf uu menjadi u. Misalnya:

lectuur                                   lektur

prematuur                             prematur

vacuum                                 vakum

 

83.  Huruf v tetap v. Misalnya:

evacuation                             evakuasi

vision                                     visi

vitamin                                  vitamin

 

84. Huruf wau (و Arab) yang tidak terletak pada akhir kata tetap w. Misalnya:


jadwal           (ل


ْد َو ج


)              jadwal


takwa               )تَ ْق ًوى(           taqwā

wujūd            (د ْو ُوج )           wujud

 

 

85. Huruf wau (و Arab) yang terdiri atas dua konsonan dan didahului u

dihilangkan.

Misalnya:

nubuwwah        ( وة  نُبُ)         nubuat

quwwah             ( وة  قُ)           kuat

ukhuwwah         ( وة  ُخ أُ)       ukhuah


86. Huruf x pada awal suku kata tetap x. Misalnya:

macroxenoglossophobia       makroxenoglosofobia

xenon                                    xenon

xylophone                              xilofon

 

87. Huruf x pada tengah kata atau akhir suku kata menjadi ks. Misalnya:

executive                               eksekutif

taxi                                        taksi

complex                             kompleks

latex                                  lateks

 

88. Gabungan huruf xc yang diikuti e atau i menjadi ks. Misalnya:

exception                               eksepsi

excess                                   ekses

excision                                 eksisi

excitation                              eksitasi

 

89. Gabungan huruf xc yang diikuti a, o, u, atau konsonan menjadi ksk. Misalnya:

excalatie                                ekskalasi

excavatie                               ekskavasi

excomunnicatie                     ekskomunikasi

excoriation                            ekskoriasi

excubation                            ekskubasi

excursie                                ekskursi

exclusief                                eksklusif

excretie                                 ekskresi

 

90. Huruf y yang dilafalkan /y/ tetap y. Misalnya:

yakitori (Jepang)      [yakitɔri]           yakitori

yoga (Sanskerta)      [yoga]                yoga

yuan (Cina)              [yuán]               yuan


91. Huruf y yang dilafalkan /ai/ atau /i/ menjadi i. Misalnya:

cyber                          [sʌɪbə]               siber

psychodrama             [sʌɪkə(ʊ)drɑːmə] psikodrama

dynamo (Belanda)    [dinamo]           dinamo

yttrium                       [ɪtrɪəm]             itrium

 

92. Huruf ya ( Arab) pada awal suku kata menjadi y. Misalnya:

hidāyah         ( َية َدا ِه )         hidayah

yakni                ) َي ْع ِني(              ya‘nī

yakin                ) َي ِق ْين(             yan

 

 

93. Huruf ya ( Arab) yang didahului i dihilangkan. Misalnya:

khiyānah       ( َيانَة ِخ )         khianat

qiyās              (َياس ِق )           kias

ziarah               ) ِز َيا َرة (          ziyārah

 

94.  Huruf z tetap z. Misalnya:

zenith                                    zenit

zodiac                                    zodiak

zygote                                    zigot

 

95. Huruf zai, żal, dan a (, , dan Arab) menjadi z. Misalnya:


zan           (ن


zaman          ) َز َما


zuhd              (د  ْه ُز )            zuhud

ustaz               )أُستَاذُ(           usż

żāt                 (ذَات)                zat

 


āfi                     (ظ


حا ِف


)               hafiz


ظا ِل  م(             ālim


)                zalim


B.    Penulisan Unsur Serapan Khusus

 

1.    Deret konsonan pada akhir kata bahasa Arab disisipi vokal yang sama dengan vokal sebelumnya (/a/, /i/, atau /u/) di antara deret konsonan tersebut.

Misalnya:


ْق د(       ‘aqd ع

fajr                 (ر  ْج


)                akad

فَ)              fajar


jild                 (د ْل ِج )              jilid


milk               (ك


milik             ) ِم ْل


 


ْك ر(      syukr ش

ْم ر(       ‘umr ع


)               syukur

)               umur


 

 

2.    Deret konsonan pada akhir kata bahasa Arab dapat ditambah vokal /u/. Misalnya:


far                      (ض

alj                 (ج 

waqt               (ت


fardu               )فَ ْر

salju                 )ثَ ْل

waktu               ) َو ْق


 

 

3.    Konsonan ganda diserap menjadi konsonan tunggal. Misalnya:

accu                                       aki

‘allāmah                                alamah

ballet                                     balet

commission                           komisi

effect                                     efek

espresso                                espreso

ferrum                                   ferum

gabbro                                   gabro

kaffah                                    kafah

onnagata                               onagata

pizza                                      piza

salfeggio                                salfegio

tafakkur                                tafakur

tammat                                  tamat

terracotta                             terakota

ummat                                   umat


Konsonan rangkap dipertahankan jika menimbulkan ketaksaan atau konotasi negatif.

Misalnya:

mann      manna      (bandingkan dengan mana) mass      massa       (bandingkan dengan masa) teller           teller                  (bandingkan dengan teler)

 

4.    Unsur serapan yang sudah lazim digunakan dan tidak sesuai dengan kaidah umum penulisan unsur serapan tidak diubah.

Misalnya:

alamat                           majemuk                                     sehat

bengkel                          majenun                                     Selasa

dongkrak                       makalah                                     Senin

faedah                           medan                                     setan

heran                            nalar                                     sirsak

kabar                            napas                                     soal

Kamis                            paham                                     syahadat

khotbah                         perlu                                     telepon

koperasi                        pikir                                     terjemah

lafal                               populer                                     trayek

lahir                              proyek

majedub                        Rabu

majelis                           sahabat

 

 

KEPALA BADAN,


 

E. AMINUDIN AZIZ

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Revisi EYD ke V 2022"

Posting Komentar